JURNAL PERCOBAAN VIII “ISOLASI SENYAWA P-METOKSI SINAMAT DARI KENCUR (Kaemferiam galanga L)”
ISOLASI SENYAWA P-METOKSI SINAMAT DARI
KENCUR (Kaemferiam galanga L)
I.
Judul : Isolasi Senyawa p-Metoksi Sinamat dari Kencur
II.
Hari, Tanggal : Rabu, 29 Oktober 2019
III.
Tujuan :
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu :
a.
Dapat menguasai
teknik isolasi bahan alam khususnya fenilflavonoid
b.
Dapat mengenal
sifat-sifat kimia fenil propanoid melalui reaksi-reaksi pengenalan yang
spesifik.
IV.
Landasan Teori
Kaemferiam
galangal L atau yang umum dikenal sebagai kencur merupakan tanaman yang banyak
tumbuh di perkebunan dan pekarangan daerah kawasan tropis, dan biasanya sering
digunakan sebagai bumbu dapur yang memiliki banyak manfaat sehingga sering kali
di konsumsi singular sebagai obat tradisional Indonesia. Tumbuhan ini banyak
mengandung senyawa kimia berupa etil p-metoksi sinamat, etil sinamat merupakan
komponen utama, p-metoksistiren dll. Persentase etil p-metoksi sinamat di dalam
kencur cukup tinggi hingga mencapai 10 %, sehingga dapat dengan mudah diisolasi
dari umbi kencur dengan mengguanakan pelarut etanol ataupun petroleum(Tim Kimia
Organik II,2019).
Rimpang
kencur berada di bawah dasar tanah berbentuk gerombolan bercabang dimana induk
dari rimoangnya terletak di tengah. Rimpang kencur mengandung banyak air ndi
dalam nya dengan bentuk fisik sebelum dikupas berwarna kecoklatan dan di dalam
nya setelah di kupas berwarna putih dan terkadang kekuningan dengan bau yang
khas. Tanaman kencur memiliki kandungan kimia meliputi minyak atsiri dengan
persentase sekitar 2,4-2,9 % dimana senyawa ini terdiri dari etil para
metoksisinamat, bornelol, kamfer, sineol, pentadekana. Terdapatnya kandngan
etil para metoksisinamat di dalam rimpang kencur ini terindikasi sebagai
senyawa turunan sinamat(Fessenden, 1984).
Etilp-metoksisianamat
atau EMPS merupakan satu dari sekian banyak senyawa hasil isolasi Rimpang
Kaenferia galanga,Linn yang merupakan bahan utama pembuatan lotion pelindung
sengatan sinar ultraviolet dari sinar matahari yang di aplikasikan ke kulit.
Etil p-metoksisinamat tergolong kedalam senyawa ester yang mengandung cincin
benzene dan gugus metoksi yang memiliki karakteristik nonpolarserta memiliki
gugus kabonil yang mengikat etil yang bersifat semipolar, hal ini memberikan
solusi dalam pelarutan dengan pelarut-pelarut yang bervariasi kepolarannya
mulai dari etanol, etil asetat, air, methanol, maupun heksana(Nurlita, 2004).
Nilai
kelarutan dari zat padat terhadap zat cair di suatu pelarut dapat meningkat
dengan seiring peningkatan temperature bila prosesnya merupakan endoterm,
sedangkan untuk pelarutan dengan proses eksoterm, penaikan temperature justru
akan menurunkan nilain kelarutan zat padat terhadap zat cair di suatu pelarut.
Namun fenomena yang kedua tersebut uumumnya jarang ditemukan di alam, umumnya
proses pelarutan senyawa bahan alam dari suatu tumbuhan memerlukan kalor. Meskipun
diperlukan kalor dalam melarutkan senyawa bahan alam tersebut, tetapi suhu
pelarutan tetap harus di perhatikan, dan menjadi factor krusial karena beberapa
zat atau senyawa bahan alam dapat dengan mudah rusak karena suhu pelarutan yang
tidak tepat. Oleh karena hal tersebut maka til p-metoksisinamat dari rimpang
kencur tiedak boleh melewati suhu 48-50°C yang merupakan titik leleh nya. Isolasi dari senyawa etil p-metoksisinamat
pada rimpang kencur diperoleh dengan menggunakan pelarut petroleum eter atau
dietil eter dengan teknik ekstraksi sokhlet(Suja, 2003).
V.
Alat dan Bahan
a.
Alat
-
Erlenmeyer 250ml
-
Kertas saring
-
KLT
-
Udara Penangas
-
Corong Buchner
-
Labu bulat
-
Corong biasa
-
Penasihat
-
Alat ukur TI
b.
Bahan
-
Kencur
yang telah ditumbuk
-
Kloroform
-
Etanol
-
NaOH
-
Methanol
-
Asam
sulfat klorida
VI.
Prosedur Kerja
Berikut ini adalah prosedur yang
dibuat pada saat ini:
a) Isolasi Etil p-Metoksi Sinamat
-
Dimasukkan serbuk ke 250ml
Erlenmeyer
-
Direndam dengan 100 ml kloroform
-
Dihangatkan pada penangas air
sambil digoyang-goyang
-
Dibiarkan selama setengah jam
pada suhu kamar kemudian saring
-
Dipisahkan residu kencur dan
sekali lagi perkolasi sekali lagi menggunakan pelarut dengan jumlah yang sama
-
Filtrat Diperoleh kemudian
digabung dan dipekatkan di bawah tekanan rendah (volume) hingga volume
kira-kira setengahnya
-
Didinginkan penyelesaian pekat
dalam air, padatan yang terbentuk menyimpang dengan corong Buchner, filtrat
dipekatkan sekali lagi dan padatan yang kedua setelah disaring digabung
kemudian ditimbang
-
Dihitung rendemennya!
Reksistalisasi dilakukan dalam klorofrom.kemudian menilai titik lelehnya dan
membandingkan dengan sastra (45-50ºC)
b) Pemeriksaan Kromatografi Lapis
Tipis (KLT)
-
Dilarutkan sampelkristal hasil
isolasi dalam petroleum eter menggunakan kapiler ditotolkan pada plat KLT
ukuran 2x5 cm.
-
Digunakan etil p-metoksi
sinamatdan asam p-metoksi sinamat standar sebagai pembanding pada jarak 0,5 cm
dari bawah
-
Dimasukkan dalam ruang yang telah
dijenuhkan dengan eluen kloroform, pengamatan bercak dilakukan dengan melihat
di bawah lampu UV atau dimasukkan ke ruang iodium
-
Dihitung rf-nya dan dibandingkan
dengan standar
c) Pemeriksaan Spektroskopi Ultra
Violet
-
Dilarutkan Kristal hasil isolasi
dalam methanol
-
Dibuat spektrum ultra violetnya
pada panjang gelombang 200-300 nm
d) Pemeriksaan Spektroskopi Infra
Merah
-
Dibuat pelet Kristal hasil
isolasi dengan KBr kering
-
Dibuat spektrum infra merahnya
Video referensi mengenai
percobaan ini dapat dilihat melalui link berikut :
Permasalahan
:
1.
Bagaimana jika tidak dilakukan
pengeringan pda rimpang kencur sebelum proses ekstraksi?
2.
Apakah dengan menggunakan pelarut
petroleum yang lain rimpang kencur dapat di ekstrak secara optimal?
3.
Mengapa harus dilakukan
pernedaman yang cukup lama terlebih dahulu sebelum melakukan prosen ekstraksi?
3. dilakukannya maserasi selama 24 jam supaya sel-sel pada kencur dapat aktif dan didapatkannya ekstrak kandungan yang tinggi. hal ini sangat berpengaruh pada keberhasilan akhir, dimana jika kita tidak mengikuti prosedur dg maserasi 24 jam memungkinkan adanya sel yang tidak mengembang dan tidak mengeluarkan ekstrak yang mengandung p-metoksi sinama
BalasHapus2. Tidak, karena ada banyam jenis petroleum dan tidak semuanya memiliki seifat yang sama.
BalasHapus1. maka maserasi akan memakan waktu lama
BalasHapus