LAPORAN PERCOBAAN III "PEMBUATAN SENYAWA ASAM ASETIL SALISILAT (ASPIRIN)"
VII.
Data Pengamatan
Perlakuan
|
Hasil
Pengamatan
|
Dimasukkan asamsalisilat dan asam
asetat kemudian ditetesi H2SO4 pekat pada labu Erlenmeyer , dan diaduk sambil
dipanaskan pada penangas air suhu 50-60 oC selama 15 menit
|
Larutan berwarna bening
|
Didinginkan dan ditambah 50ml air
sambil diaduk kemudian saring Kristal yang sudah terbentuk
|
Terbentuk kristal putih
|
Rekristalisasi :dimasukkan Kristal
yang tebentuk ekdalam labu Erlenmeyer ditambahkan 5ml etanol-air 50% dan
dipanaskan kembali
|
Kristal melarut
|
Disaring larutan dalam keadan
panas menggunakan kertas saring,dan didinginkan dalam es batu
|
Terbentuk kristal
|
Dibiarkan Kristal mengering
|
Terbentuk Kristal bening tajam
|
Ditimbang produk yang sudah kering
|
Kristal 0,02 gr
|
VIII.
Pembahasan
Sintesis aspirin dilakukan dengan proses reaksi asetilasi pada
gugus fenol, di mana pada praktikum kali ini dilakukan asetilisasi asam
salisilat menggunakan katalis proton. Hasil akhirnya berupa aspirin yang
memiliki wujud berwarna putih, panjang, menyerupai jarum bening. Jika dilakukan
pada suasana berair maka pembuatan aspirin tidak akan menghasilkan produk yang
baik,dimana asam asetil salisilat yang terbentuk akan terhidrolisis menjadi
asam asetilsalisilat berair.
Pada percobaan kami di laboratorium sintesis asam salisilat kami
lakukan dengan mereaksikan 2,5 g asam salisilat dan 4 ml anhidrida asam asetat
pada labu erlenmeyer 100 ml. Alasan dari penggunaan anhidrida asam asetat pada
praktikum kali ini bukan asam asetat glasial dikarenakan jika memakai asam
asetat glasial maka aspirin akan kembali terhidrolisis membentuk asam
salisilat.hal ini disebabkan oleh asam asetat glasial yang mengandung air di
dalam senyawanya sedangkan aspirin memiliki sifat yang mudah terhidrolisis.
Alat ataupun bahan yang digunakan pada praktikum kali ini haruslah dalam
kondisi kering agar aspirin terurai. Pada praktikum kali ini asam salisilat
bertindak sebagai pereaksi pembatas, dengan kata lain secara teoritis jumlah
aspirin yang dihasilkan nantinya harus memiliki jumlah yang sama dengan asam
salisilat yang direaksikan. Penambahan asam asetat anhidrida ditambahkan
sedikit lebih banyak agar menggeser kesetimbangan ke arah kanan atau produk,
sehingga menyebabkan aspirin yang dihasilkan akan lebih banyak.
Setelah kedua bahan asam salisilat dan anhidrida asam asetat larut,
dilakukan penambahan 2 tetes h2so4 kemudian dihomogenkan segera mungkin hingga
terjadi pencampuran sempurna yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih
pada larutan.asam sulfat pekat 12 molar yang digunakan pada percobaan ini
berfungsi sebagai katalisator yang mempercepat reaksi dan pada akhir reaksi
asam sulfat ini akan kembali terbentuk.langkah selanjutnya yaitu dengan
pemanasan pada suhu 50 – 60 °c selama lebih kurang 15 menit. Rentang suhu
tersebut harus dijaga agar tidak berlebih atau pun berkurang, karena jika hal
itu terjadi maka aspirin akan terhidrolisis menjadi asam asetat. Pemanasan juga
ditujukan untuk mempercepat proses dari reaksi sehingga menyebabkan asam
salisilat dapat larut dalam anhidrida asam asetat dan katalisator asam sulfat
pekat.
Setelah aspirin larut,pemanasan dihentikan lalu labu didinginkan
tapi tetap diaduk dan ditambahkan dengan 50 ml air dingin sambil didinginkan
dalam ice bath. Penambahan air sebanyak 50 ml ini juga bertujuan agar anhidrida
asam asetat dapat bereaksi kembali membentuk asam asetat sehingga produk yang
awalnya larut pada asam asetat anhidrida dapat mengendap dan membentuk padatan
(kristal). Dengan penambahan air dingin aspirin yang memiliki sifat larut dalam
air akan memiliki kelarutan yang berkurang pada suhu rendah. Padatan yang
muncul kemudian disaring menggunakan kertas saring di atas corong buncer.
Proses penyaringan ini bertujuan untuk memisahkan aspirin dengan pelarut.
Pencucian kristal dengan air dingin dilakukan hingga tidak bereaksi asam lagi.
Kristal asam asetil salisilat atau aspirin yang dihasilkan
selanjutnya dimurnikan dengan cara rekristalisasi, yaitu dengan mencampurkan
aspirin pada pelarut etanol dan air 50% kemudian dipanaskan diatas hotplate
hingga semua kristal larut. Agar zat-zat pengotor dapat terpisah dari kristal
aspirin maka penyaringan selanjutnya dilakukan dalam keadaan panas. Pada saat
kami melakukan penyaringan zat-zat pengotor akan langsung tersaring pada kertas
saring dan larutan aspirin yang melewati kertas saring ketika melewati corbuzer
akan langsung mengkristal kembali.setelah didapatkan sampel asam asetil
salisilat atau aspirin yang bersih langkah selanjutnya yaitu dengan
mengeringkan kristal tersebut pada cawan,
Proses ini menghasilkan kristal berbentuk jarum berwarna putih, di
mana ciri tersebut identik dengan ciri fisik asam asetilsalisilat atau aspirin
yang dikehendaki. Sehingga untuk pembentukan asam asetil salisilat atau aspirin
pada praktikum kali ini dapat dikatakan berhasil. Namun, terdapat sedikit
kesalahan pada praktikum kali ini di mana seharusnya berdasarkan teori jumlah
asam asetil salisilat dan juga asam salisilat sebagai bahan utama haruslah
memiliki kesetaraan jumlah di awal dan akhir reaksi, namun kami hanya
mendapatkan 0,02 gram asam asetilsalisilat atau aspirin, jumlah tersebut sangat
fluktuatif lebih sedikit dibandingkan dengan asam salisilat yang digunakan
sebagai bahan dasar pada praktikum ini yaitu sebanyak 2,5 gram. Kemungkinan
kesalahan ini disebabkan oleh praktikan yang kurang teliti dalam membersihkan
kristal pada kertas saring, dan juga bisa disebabkan oleh kesalahan pada alat
laboratorium.
Link Video
Praktikum : https://drive.google.com/file/d/119gxw6-eB9ng1w5aZ8OA9y0Q_G-IZi38/view?usp=drivesdk
Pertanyaan :
- Bagaimana
jika asam yang digunakan pada praktikum kali ini adalah asam asetat
glasial?
- Mengapa
jumlah asam salisilat sebagai bahan dasar percobaan harus sama dengan jumlah
asam asetilsalisilat yang dihasilkan pada akhir reaksi pembentukan asam
asetilsalisilat?
- Bagaimanajika
suhu pemanasan pembentukan asam asetilsalisilat dinaikkan menjadi 70 – 80
°c?
IX.
Kesimpulan
1.
Asam
salisilat memiliki kandungan utama asam asetilsalisilat (aspirin)
2.
Asam
asetilsalisilat dapat dibuat dari sintesis dengan asam salisilat dan
dieraksikan dengan asam asetat anhidrat
3.
Asam
salisilat merupakan salah satu obat anti inflamsi non steroid golongan
salisilat. Bahan ini bisa dibuat dalambentuk linimentum atau salep yang
berfungsi untuk menghilangkan nyeri pada pinggang,punggul dan rematik.
X.
Daftar Pustaka
Ganiswarna,
S.G., Stiabudi, R., Suyatna, F.D., dan Nafrialdi (eds). 1995. Farmakologi
Terapi. Jakarta: FK-UI
Tjay,T.H., dan
Raharja K.. 2002. Obat- obat Penting. Jakarta: PT. Elex Medika Komputindo.
Vogel. 1990.
Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: Kalman Media Pusaka
Damanhuri. 2008. LandfillingLimbah.
Bandung: FakultasTeknik Sipil dan Lingkungan –Institut Teknologi Bandung.
Nomor 3. Jika dilakukan pemanasan dinaikkan jadi 70-80 maka asam asetil akan terurai pada saat pemanasan. Karena pada suhu 50-60 adalah suhu yang optimum untuk asam asetil. Jika dibawah suhu tersebut maka akan terjadi reaksi yang kurang sempurna. Terimakasih
BalasHapus1. jika memakai asam asetat glasial maka aspirin akan kembali terhidrolisis membentuk asam salisilat.hal ini disebabkan oleh asam asetat glasial yang mengandung air di dalam senyawanya sedangkan aspirin memiliki sifat yang mudah terhidrolisis.
BalasHapus2. Karena disana struktur utama nya tidak berubah, komposisi malah bertambah karena ada subsitusi dengan komponen yang lebih banyak
BalasHapus