JURNAL PERCOBAAN V “PEMBUATAN SENYAWA ORGANIK ASAM BENZOAT DAN BENZIL ALKOHOL”
I.
Judul : Pembuatan Senyawa Organik Asam Benzoat Dan Benzil Alkohol
II.
Hari, Tanggal : Rabu, 18 September 2019
III.
Tujuan :
Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu :
a.
Dapat
memahami reaksi aldehid yang tidak memiliki H alfa.
b.
Dapat
memahami reaksi ang terjadi pada senyawa aldehid akibat penambahan basa kuat
c.
Dapat
mempelajari cara pembuatan asam benzoate dan benzyl alcohol.
IV.
Landasan Teori
Menurut Tim Kimia Organik II(2019), Asam benzoat merupakan salah
satu senyawa organik berwarna putih dengan fase padat dan mempunyai titik leleh
122-123°C, asam benzoat juga memiliki bau yang menyengat dengan ciri fisik
berbentuk monoklin. Secara kontekstual kehidupan sehari-hari asam benzoat banyak
digunakan sebagai dasar obat-obatan serta campuran yang dapat membuat makanan
tahan lama. Silakan benzil alkohol merupakan senyawa organik tidak berwarna,
dan memiliki fasa cair serta tidak berbau. Benzil alkohol memiliki titik leleh
-15,2°C. Asam benzoat dan juga benzil alkohol merupakan senyawa turunan dari
benzaldehid, gimana benzaldehid akan dipanaskan an-nahl a direaksikan dengan
basa kuat. Benzaldehid merupakan salah satu senyawa aldehid dengan gugus fungsi
karbonil sehingga menyebabkan benzaldehid dapat mengalami reaksi adisi
nukleofilik dengan nukleofil OH, CN, NH3, Ion C- (karban) dan sebagainya. Namun
ada ketentuan yang membatasi reaksi adisi nukleofilik ini pada senyawa aldehid,
di mana senyawa aldehid yang sama sekali tidak mempunyai hidrogen Alfa tidak
akan mengalami reaksi adisi nukleofilik. Mekanisme yang terjadi pada
benzaldehid ketika ditambahkan dengan basa kuat adalah reaksi reduksi yang
dapat menghasilkan senyawa alkohol dan garam karboksilat. Ada 2 jalur reaksi
yang terjadi apabila reaksi tersebut disertakan dengan pemanasan, senyawa
aldehid akan mengalami reaksi disproporsionasi di mana setengah dari senyawa
aldehid akan mengalami reaksi oksidasi dan juga sebagian lagi akan mengalami
reaksi reduksi. Reaksi tersebut juga disebut sebagai reaksi cannizarro.
Reaksi Cannizzaro, dinamakan dari penemunya Stanislao Cannizzaro,
adalah sebuah reaksi kimia yang melibatkan disproporsionasi aldehida tanpa
hidrogen pada posisi alfa yang diinduksi oleh basa. Cannizzaro pertama kali
menyelesaikan transformasi ini pada tahun 1853, ketika dia mendapatkan benzil
alkohol dan asam benzoat dari reaksi antara benzaldehida dengan kalium
karbonat. Suatu Aldehida (rumus CnH2nO) merupakan isomer gusus fungsi dari
keton. Aldehida dan keton keduanya sama-sama memiliki ikatan karbonil (-C=O)
tanpa hidrogen alfa (α), Hidrogen alfa adalah hidrogen yang terikat pada atom C
tepat disebelah atom karbonil, suatu aldehida tidak dapat menjalani adisi diri
untuk menghasilkan suatu produk aldol. Umumnya aldehida memiliki hidrogen alfa
yang dapat menjalani reaksi adisi dan menghasilkan produk aldol. Kata aldol
disini berasal dari aldehida dan alkohol yang merupakan produk yang terbentuk
dari reaksi tersebut, untuk reaksi kondensasi ialah reaksi dimana dua molekul
atau lebih bergabung menjadi satu molekul yang lebih besar,dengan atau tanpa
hilangnya suatu molekul kecil (suatu air). Kondensasi aldol merupakansuatu
reaksi adisi dimana tidak dilepaskan suatu molekul kecil(Brady, 1999)
Jika suatu aldehida tanpa hidrogen alfa dipanaskan dengan larutan
hidroksida pekat (basa kuat, NaOH), akan terjadi reaksi disproporsionasi dan
tidak dapat menjalani adisi- diri untuk menghasilkan produk aldol. Hal tersebut
dikarenakan suatu aldehida tanpa hidrogen α (seperti benzaldehida dan
formaldehida) tidak dapat membentuk ion enolat dan dengan demikian tidak dapat
berdimerasi dalam kondensasi aldol, Disproporsionasi
adalah keadaan dimana suatu zat terurai
menjadi zat yang lebih stabil, dimana separuh aldehida terurai menjadi ion
karboksilat, lebih tepatnya adalah ion karboksilat stabil teresonansi dan
separuhnya akan tereduksi menjadi alkohol. Reaksi inilah yang dikenal sebagai
reaksi Cannizaro. Reaksi Cannizaro diawali oleh serangan OH- pada karbon di
karbonil yang disusul dengan serah terima electron(Siswoyo, 2009).
Menurut
Smith(2011), untuk memisahkan senyawa organik yang bersifat netral dari larutan
atau suspensi berair dapat dilakukan dengan ekstraksi pelarut (ekstraksi
cair-cair), karena metode ini merupakan metode yang paling cocok dilakukan
dalam keadaan makro maupun mikro. Ekstraksi merupakan metode pemisahan yang
melibatkan perpindahansenyawa dari satu fasa ke fasa yang lain. Jika cairan dua
fasa saling tidak bercampur, maka metode pemisahan tersebut dinamakan ekstraksi
cair-cair. Air digunakan sebagai salah satu fasa cair karena kebanyakan senyawa
organik tidak larut dalam air,kepolarannya tinggi dan air dapat melarutkan
senyawa ionik. Untuk memisahkan dua campuran dapat ditambahkan suatu zat
terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak campur,
misal: benzena, CCl4, CHCl3, dll. Rekristalisasi
merupakan proses pengulangan kristalisasi agar diperoleh zat murniatau kristal
yang lebih teratur/murni. Senyawa organik berbentuk kristal yang diperolehdari
suatu reaksi biasanya tidak murni. Mereka masih terkontaminasi sejumlah kecil
senyawa yang terjadi selama reaksi. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengkristalan kembali dengan mengurangi kadar pengotor. Rekristalisasi
didasarkan pada perbedaan kelarutan senyawa dalam suatu pelarut tunggal atau
campuran. Senyawa ini dapat dimurnikan dengan cara rekristalisasi menggunakan
pelarut yang sesuai. Ada dua kemungkinan keadaan dalam rekristalisasi yaitu
pengotor lebih larut daripada senyawa yang dimurnikan, atau kelarutan pengotor
lebih kecil daripada senyawa yang dimurnikan. Beberapa persyaratan suatu
pelarut dapat dipakai dalam proses rekristalisasi, antara lain:
1.
Memberikan
daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dan zat pengotor.
2.
Tidak
meninggalkan zat pengotor pada kristal-Mudah dipisahkan dari kristal
3.
Bersifat
inert (tidak mudah bereaksi) dengan kristal.
V.
Alat dan Bahan
a.
Alat
-
Erlenmeyer
250 ml
-
Labu
dasar datar 300 ml
-
Corong
pisah
-
Pendingin
air (kondensor)
-
Labu
destilasi
-
termometer
b.
Bahan
-
27
gr KOH padat
-
29
ml Benzaldehid
-
120
ml Eter
-
20
ml larutan Natrium bisulfid
-
10
ml larutan Natrium karbonat
-
5 gr
MgSO4
-
75
ml Asam klorida pekat
VI.
Prosedur Kerja
1.
Larutkan
27 gram kalium hidroksida padat dalam 25 ml air dalam sebuah erlenmeyer.
2.
Tuangkan
larutan kalium ini ke dalam sebuah lagu dasar datar yang berisi 29 ml
benzaldehid yang baru di destilasi.
3.
Kocok
sampai terjadi emulsi, diamkan selama 10 jam dalam sebuah tempat yang tertutup
rapat.
4.
Tambahkan
air kira-kira 110 ml untuk melarutkan endapan kalium benzoat yang terjadi.
5.
Pindahkan
larutan tadi ke dalam corong pisah, kemudian ekstraksi tiga kali, masing-masing
dengan 30 ml eter.
6.
Kocok
kuat-kuat, diamkan sebentar sehingga terjadi dua lapisan cairan, yaitu lapisan
larutan dalam eter dan lapisan larutan dalam air.
7.
Bisakan
kedua lapisan tadi, kemudian dikerjakan tiap-tiap lapisan tadi melalui proses
tertentu.
8.
Ekstraksi
larutan dalam eter (lapisan atas) dimasukkan ke dalam labu destilasi, untuk
memisahkan edarnya dengan jalan destilasi sampai volumenya tinggal 300 ml.
9.
Dinginkan
sisa-sisa destilasi ini dan cocok beberapa kali masing-masing dengan
menambahkan 5 ml larutan jenuh natrium bisulfit, untuk mengusir sisa
benzaldehid yang masih ada.
10.
Cuci
dengan 10 ml larutan natrium karbonat (10%), kemudian dikeringkan dengan
menambahkan 5 gram anhidrida magnesium sulfat.
11.
Saring
dan destilat nya langsung ditampung dalam labu destilasi.
12.
Destilasi
untuk memisahkan eter yang masih ada, dengan memanaskan nya di atas penangas
air, teruskan destilasi tersebut untuk mendapatkan destilat benzaldehid pada
temperatur 200-206°C pada wajan yang bersih.
13.
Bila
benzaldehid yang ditampung itu tidak pada temperatur 200 °C, berarti belum
murni perlu dimurnikan kembali dengan mendestilasi lagi istilah tersebut.
14.
Bila
destilat ditampung pada temperatur mendekati titik didih benzaldehid, periksa
kemerdekaan dengan melihat indeks biasnya.
15.
Larutan
dalam air yang disimpan (lapisan bawah) yaitu kalium benzoat ke dalam satu
campuran 75 ml asam klorida pekat dalam 75 ml air sambil diaduk dan ditambah
100 gram es.
16.
Terjadi
endapan asam benzoat, disaring,dicuci dengan air kemudian diuapkan untuk
mendapatkan kristal asam benzoate.
17.
Periksa
titik lelehnya.
Link Video :https://youtu.be/b9cEfagdhSU
VII. Pertanyaan
1.
Bagaimana
peran dari MgSO4 di gantikan dengan CuSO4?
2.
Bagaimana jika tidak dilakukan penambahan KOH pada reaksi pembuatan senyawa organik asam benzoat dan
benzil alkohol?
3. Mengapa struktur dari natrium bisulfit dapat mensterilisasi hasil kerja pada praktikum ini?
1. Peran dari penambahan MgSO4 yaitu untuk membantu proses pengeringan hasil destilasi.
BalasHapus3. Karena fungsi dari natrium bisulfit itu untuk mengusir sisa benzaldehid sehingga dapat mensterilisali.
BalasHapus2. Menurut saya tidak akan bisa terbentuk senyawa asam benzoat karena KOH ini merupakan bahan dasar dalam pembentukan asam benzoat. Namun dalam pembuatan asam benzoat ini bisa menggunakan senyawa lain seperti toluena namun prosedur pengerjaannya berbeda.
BalasHapus